Halo Sobat! Selamat datang di theearthkitchen.ca, tempatnya berbagi informasi seputar dunia penelitian dan metodologi yang dikemas secara ringan dan mudah dipahami. Kali ini, kita akan membahas tuntas salah satu instrumen penting dalam penelitian kuantitatif, yaitu Skala Likert Menurut Sugiyono 2014. Bagi kamu yang sedang mengerjakan skripsi, tesis, atau bahkan penelitian ilmiah lainnya, pemahaman yang baik tentang skala ini sangatlah krusial.
Skala Likert adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu objek atau fenomena. Seringkali kita jumpai dalam kuesioner, di mana responden diminta untuk memilih tingkatan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang diberikan. Nah, di sini, kita akan fokus pada bagaimana Sugiyono (2014) menjelaskan dan menggunakan skala ini dalam penelitiannya.
Jadi, siapkan kopi atau teh hangatmu, dan mari kita selami lebih dalam dunia Skala Likert Menurut Sugiyono 2014! Kita akan kupas tuntas mulai dari pengertian dasar, cara membuat, hingga contoh penerapannya. Dijamin, setelah membaca artikel ini, kamu akan lebih percaya diri dalam menggunakan skala Likert dalam penelitianmu.
Mengenal Lebih Dekat Skala Likert: Definisi dan Karakteristik
Skala Likert, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2014), adalah skala pengukuran sikap yang menggunakan beberapa pernyataan sebagai indikator untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Responden diminta untuk menyatakan tingkat persetujuannya atau ketidaksetujuannya terhadap setiap pernyataan yang diberikan.
Karakteristik utama dari Skala Likert adalah penggunaan skala ordinal, di mana jawaban responden diurutkan berdasarkan tingkatan, misalnya dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Setiap tingkatan diberikan skor, dan total skor yang diperoleh responden mencerminkan sikap atau persepsi mereka terhadap objek yang diteliti. Dalam bukunya, Sugiyono (2014) menekankan pentingnya merancang pernyataan yang jelas, relevan, dan tidak ambigu agar hasil pengukuran akurat dan valid.
Menurut Sugiyono (2014), Skala Likert merupakan alat yang fleksibel dan mudah digunakan, sehingga sering menjadi pilihan utama bagi peneliti dalam berbagai bidang. Namun, perlu diingat bahwa interpretasi hasil skala Likert harus dilakukan dengan hati-hati, karena skor yang diperoleh hanya mencerminkan persepsi responden, bukan kebenaran objektif.
Langkah-Langkah Membuat Skala Likert yang Valid Menurut Sugiyono 2014
Sugiyono (2014) memberikan panduan yang jelas tentang langkah-langkah pembuatan Skala Likert yang valid dan reliabel. Langkah-langkah ini meliputi:
-
Menentukan Konsep atau Variabel: Tentukan dengan jelas konsep atau variabel apa yang ingin diukur. Misalnya, kepuasan pelanggan, motivasi kerja, atau persepsi tentang kualitas pelayanan.
-
Merumuskan Indikator: Setelah konsep ditentukan, rumuskan indikator-indikator yang relevan dengan konsep tersebut. Indikator ini akan menjadi dasar untuk membuat pernyataan-pernyataan dalam skala Likert.
-
Menulis Pernyataan (Item): Susun pernyataan-pernyataan yang mencerminkan indikator-indikator yang telah dirumuskan. Pernyataan harus jelas, tidak ambigu, dan relevan dengan responden. Pastikan pernyataan mencakup berbagai tingkatan sikap, dari yang positif hingga negatif.
-
Menentukan Skala Respon: Tentukan jumlah tingkatan respon yang akan digunakan. Umumnya, skala Likert menggunakan 5 tingkatan, seperti: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Namun, skala dengan 4 atau 7 tingkatan juga dapat digunakan, tergantung pada kebutuhan penelitian.
-
Uji Coba dan Validasi: Setelah skala Likert selesai disusun, lakukan uji coba (pilot test) kepada sekelompok kecil responden yang mewakili populasi penelitian. Analisis hasil uji coba untuk mengidentifikasi pernyataan yang ambigu, tidak relevan, atau memiliki daya diskriminasi yang rendah. Lakukan revisi dan perbaikan pada pernyataan-pernyataan yang bermasalah. Kemudian lakukan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan alat ukur tersebut memang benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, sebagaimana yang dianjurkan oleh Sugiyono (2014), kamu dapat membuat Skala Likert yang berkualitas dan menghasilkan data yang akurat dan valid.
Analisis Data dan Interpretasi Hasil Skala Likert
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dan menginterpretasikan hasilnya. Sugiyono (2014) menjelaskan beberapa metode analisis data yang dapat digunakan untuk Skala Likert, antara lain:
-
Analisis Deskriptif: Menghitung frekuensi, persentase, mean, dan standar deviasi untuk setiap pernyataan dalam skala Likert. Analisis deskriptif memberikan gambaran umum tentang distribusi jawaban responden.
-
Analisis Tabulasi Silang (Cross-Tabulation): Menganalisis hubungan antara jawaban responden dengan variabel lain, seperti jenis kelamin, usia, atau tingkat pendidikan.
-
Analisis Korelasi: Mengukur hubungan antara dua atau lebih variabel yang diukur dengan skala Likert.
-
Analisis Regresi: Digunakan untuk memprediksi nilai satu variabel berdasarkan nilai variabel lainnya.
-
Analisis Faktor: Mengidentifikasi kelompok-kelompok pernyataan yang saling berhubungan, sehingga dapat mereduksi jumlah variabel yang diukur.
Interpretasi hasil Skala Likert Menurut Sugiyono 2014 harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan konteks penelitian. Jangan hanya terpaku pada angka-angka, tetapi juga perhatikan makna dari setiap pernyataan dan bagaimana pernyataan tersebut berkaitan dengan konsep atau variabel yang diteliti.
Contoh Penerapan Skala Likert dalam Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah contoh penerapan Skala Likert Menurut Sugiyono 2014 dalam penelitian:
Seorang peneliti ingin mengukur kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di sebuah restoran. Ia menggunakan skala Likert dengan 5 tingkatan respon (Sangat Puas, Puas, Cukup Puas, Tidak Puas, Sangat Tidak Puas). Berikut adalah beberapa contoh pernyataan yang digunakan dalam skala Likert:
- Pelayanan yang diberikan oleh pelayan restoran sangat ramah dan sopan.
- Kualitas makanan yang disajikan di restoran sangat baik.
- Harga makanan yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya.
- Kebersihan restoran sangat terjaga.
- Suasana restoran nyaman dan menyenangkan.
Responden diminta untuk memilih salah satu tingkatan respon untuk setiap pernyataan. Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis data dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Selain itu, peneliti juga dapat melakukan analisis tabulasi silang untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan jenis kelamin atau usia.
Contoh ini menunjukkan bagaimana Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur berbagai aspek kepuasan pelanggan dan memberikan informasi yang berharga bagi manajemen restoran untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Tabel Rincian Contoh Skala Likert
Berikut adalah contoh tabel yang berisi rincian skala Likert yang digunakan dalam penelitian tentang kepuasan kerja karyawan:
Pernyataan | Sangat Setuju | Setuju | Netral | Tidak Setuju | Sangat Tidak Setuju |
---|---|---|---|---|---|
Saya merasa senang dengan pekerjaan saya saat ini. | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
Saya merasa pekerjaan saya memberikan kontribusi yang berarti. | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
Saya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri di perusahaan. | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
Saya merasa dihargai oleh atasan dan rekan kerja. | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
Gaji dan tunjangan yang saya terima sesuai dengan beban kerja saya. | 5 | 4 | 3 | 2 | 1 |
Tabel ini menunjukkan format standar Skala Likert Menurut Sugiyono 2014. Setiap pernyataan diikuti oleh skala respon dengan skor yang telah ditentukan.
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Skala Likert Menurut Sugiyono 2014
Berikut adalah 13 pertanyaan umum beserta jawabannya tentang Skala Likert menurut Sugiyono 2014:
- Apa itu Skala Likert? Skala pengukuran sikap, pendapat, atau persepsi dengan memilih tingkatan persetujuan.
- Siapa itu Sugiyono? Seorang ahli metodologi penelitian Indonesia yang bukunya sering dijadikan referensi.
- Apa kelebihan Skala Likert? Mudah dibuat dan digunakan, fleksibel untuk berbagai topik.
- Apa kekurangan Skala Likert? Subjektif, hanya mengukur persepsi, rentan terhadap response bias.
- Berapa jumlah tingkatan respon ideal? Umumnya 5, tapi 4 atau 7 juga bisa.
- Bagaimana cara membuat pernyataan yang baik? Jelas, tidak ambigu, relevan, dan mencakup berbagai tingkatan.
- Apa itu validitas dan reliabilitas? Validitas: mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas: konsistensi hasil pengukuran.
- Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas? Dengan menggunakan metode statistik seperti Cronbach’s Alpha dan korelasi.
- Bagaimana cara menganalisis data Skala Likert? Dengan analisis deskriptif, tabulasi silang, korelasi, dll.
- Apa itu response bias? Kecenderungan responden untuk memberikan jawaban yang tidak jujur.
- Bagaimana cara mengatasi response bias? Dengan menjaga kerahasiaan responden dan menggunakan teknik wording yang netral.
- Apakah Skala Likert hanya untuk penelitian kuantitatif? Ya, umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif.
- Di mana saya bisa menemukan referensi tentang Skala Likert menurut Sugiyono? Dalam buku-buku metodologi penelitian karangan Sugiyono.
Kesimpulan
Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Skala Likert Menurut Sugiyono 2014. Ingatlah bahwa Skala Likert hanyalah salah satu alat ukur dalam penelitian, dan penggunaannya harus disesuaikan dengan tujuan dan konteks penelitian. Jangan ragu untuk terus belajar dan bereksperimen dengan berbagai metode penelitian lainnya.
Terima kasih sudah berkunjung ke theearthkitchen.ca! Jangan lupa untuk kembali lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar dunia penelitian, statistik, dan metodologi. Selamat mencoba dan semoga sukses dengan penelitianmu!